Selasa, 29 Apr 2025
Beranda
Cari
Menu
Bagikan
Lainnya
20 Feb 2025 15:04 - 2 menit membaca

Menengok Black Hornet, drone super mini milik TNI AD yang mirip mainan

Bagikan

LENSA UDARA – Batalyon Perhubungan Pusat Perhubungan TNI Angkatan Darat (Yonhub Pushubad) saat menerima kunjungan pejabat Mabes TNI AD (22/12), mendemonstrasikan Nano UAV Black Hornet.

Drone berukuran sangat mini ini dioperasikan langsung oleh personel Yonhub Pushubad.

Black Hornet memiliki panjang hanya 16,8 cm saja, berbobot 33 gram, dan memiliki diameter baling-baling 12,3 cm.

Diketahui, drone Black Hornet telah memperkuat TNI AD sejak 2021 dengan harga Rp250 juta per unitnya.

Hal ini pernah diutarakan langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, saat meninjau Latihan bersama Super Garuda Shield 1-14 Agustus 2022 di Pusat Latihan Tempur Amborawang, Samboja, Kalimantan Timur.

Meskipun berukuran sangat kecil, Black Hornet dibekali dengan kamera beresolusi tinggi yang dapat menampilkan gambar jernih secara langsung.

Black Hornet bisa menyusup ke teritori lawan atau tempat lawan bersembunyi. Drone dapat mengintai aktivitas lawan meski dalam kundisi gelap atau kurang cahaya.

Selain dimensinya yang sangat mungil, Black Hornet memiliki suara yang senyap, sehingga kehadirannya sangat sulit diketahui lawan.

Peluncurannya butuh persiapan waktu 30-120 detik saja sebelum terbang bak helikopter.

Drone ini bisa dioperasikan dalam moda terbang auto dan manual, terbang menggunakan peta rute ataupun berdasarkan kendali manual operator.

Black Hornet bisa dioperasikan dengan kondisi kecepatan angin antara 15-20 knot dan dalam kisaran suhu udara -10 sampai 43 derajat Celsius.

Memiliki performa terbang dengan kecepatan maksimum sekitar 21 km/jam dan menawarkan kemampuan terbang selama 25 menit.

Black Hornet dilengkapi dengan baterai yang bisa dilepas-ganti, yang menyuplai tenaga ke baling-baling utama dan dua rotor di bagian ekor.

Untuk kebutuhan navigasinya, Black Hornet dilayani oleh global navigation satellite system (GNSS) juga menawarkan tautan data terenkripsi dengan jarak radio 2 km.

Drone yang tampilannya seperti mainan ini dikenal dengan nama resmi Black Hornet PRS (personal reconnaissance system) yang dibuat oleh FLIR Systems, lewat anak usahanya Teledyne FLIR.

Saat ini sekitar 20 ribu Black Hornet telah dikirimkan oleh FLIR Systems ke berbagai pelanggannya diseluruh dunia, termasuk Indonesia di dalamnya.

Sumber : Airspace

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *