Selasa, 29 Apr 2025
Beranda
Cari
Menu
Bagikan
Lainnya
pada Tips
8 Mar 2025 05:10 - 4 menit membaca

Standar Suhu Operasional SPUKTA Menurut Regulasi Penerbangan

Bagikan

LENSAUDARA.COM Sistem Pesawat Udara Kecil Tanpa Awak (SPUKTA) atau lebih dikenal sebagai drone, semakin banyak digunakan dalam berbagai sektor, seperti survei udara, pemetaan, keamanan,fotografi, videografi, hobi dan lain sebagainya. Namun, untuk memastikan keamanan dan efektivitas operasionalnya, berbagai regulasi penerbangan telah mengatur standar suhu operasional yang harus dipatuhi oleh operator drone. Namun, penting untuk memahami bahwa pengoperasian drone diatur oleh regulasi penerbangan yang ketat, termasuk standar suhu operasional. Berikut adalah beberapa poin penting terkait regulasi dan standar suhu operasional drone:

Regulasi Penerbangan terkait Suhu Operasional Drone

Setiap negara memiliki regulasi yang berbeda terkait pengoperasian drone, tetapi secara umum, regulasi tersebut mengacu pada pedoman yang diberikan oleh otoritas penerbangan sipil nasional, seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat, European Union Aviation Safety Agency (EASA) di Uni Eropa, dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DGCA) di Indonesia. Secara umum, suhu operasional drone diatur dalam spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh produsen dan dipatuhi dalam regulasi penerbangan. Regulasi ini bertujuan untuk menghindari kegagalan sistem akibat suhu ekstrem yang dapat memengaruhi performa baterai, motor, dan sensor navigasi.

Rentang Suhu Operasional Standar

Menurut berbagai spesifikasi teknis dan regulasi penerbangan, drone komersial umumnya memiliki rentang suhu operasional antara 0°C hingga 40°C. Namun, drone industri atau militer yang lebih canggih dapat beroperasi dalam rentang suhu yang lebih ekstrem, seperti -20°C hingga 50°C.

Berikut beberapa contoh rentang suhu operasional drone berdasarkan kelasnya:

Drone Konsumen (Consumer Drones): 0°C hingga 40°C

Drone Profesional (Professional Drones): -10°C hingga 45°C

Drone Industri (Industrial Drones): -20°C hingga 50°C

Pengaruh Suhu terhadap Performa Drone

1. Suhu Dingin (Di Bawah 0°C)

Dapat menyebabkan kapasitas baterai berkurang secara signifikan, mengurangi waktu terbang.
Sensor dan kamera dapat mengalami kondensasi, yang berisiko merusak komponen elektronik.
Pelumas motor bisa menjadi lebih kental, menyebabkan inefisiensi pada sistem propulsi.

2. Suhu Panas (Di Atas 40°C)

Overheating pada baterai dapat meningkatkan risiko kebakaran atau ledakan.
Sistem pendingin dan sirkuit elektronik bisa gagal berfungsi optimal.
Material drone, terutama yang berbasis plastik, bisa mengalami deformasi atau melemah.

Langkah-Langkah Pencegahan

Agar drone dapat beroperasi dengan optimal dalam berbagai kondisi suhu, operator perlu memperhatikan beberapa langkah pencegahan berikut:

1. Pemanasan Baterai Sebelum Terbang di Cuaca Dingin

Gunakan baterai yang memiliki fitur pemanas otomatis atau simpan di tempat hangat sebelum penerbangan.
Hindari terbang dalam kondisi hujan salju atau suhu ekstrem tanpa perlindungan khusus.

2. Mendinginkan Drone di Cuaca Panas

Hindari menempatkan drone langsung di bawah sinar matahari dalam waktu lama.
Gunakan landing pad yang terang untuk mengurangi panas yang dipantulkan dari tanah.
Berhenti terbang jika drone menunjukkan peringatan overheating.

3. Memeriksa Regulasi Setempat

Beberapa negara memiliki batasan tambahan terkait penerbangan drone di suhu ekstrem, terutama untuk operasi komersial dan industri.
Pastikan untuk mengikuti pedoman dari otoritas penerbangan terkait.

Rekomendasi suhu untuk menerbangkan drone

Suhu yang direkomendasikan untuk menerbangkan drone biasanya berkisar antara 20°C hingga 40°C, tergantung pada spesifikasi pabrikan. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan:

1. Suhu Dingin (< 0°C)

Baterai LiPo kurang efisien, menyebabkan waktu terbang lebih singkat.
Risiko icing (pembentukan es pada baling-baling) jika ada kelembaban tinggi.
Sensor dan motor bisa terganggu oleh suhu ekstrem.
Disarankan untuk menghangatkan baterai sebelum terbang (misalnya di dalam jaket atau menggunakan pemanas baterai).

2. Suhu Panas (> 40°C)

Baterai lebih cepat panas dan bisa mengalami overheating, bahkan berisiko swelling (menggembung).
Sensor drone bisa mengalami gangguan, terutama pada kamera dan GPS.
Disarankan untuk menghindari sinar matahari langsung saat tidak digunakan dan tidak membiarkan drone terlalu lama di udara.

Tips Umum:

✅ Periksa spesifikasi suhu operasional drone di manualnya.
✅ Hindari suhu ekstrem dengan menerbangkan drone di pagi atau sore hari.
✅ Pastikan baterai dalam kondisi optimal sebelum penerbangan.

Memahami standar suhu operasional drone adalah hal penting untuk memastikan keselamatan penerbangan dan memperpanjang umur battery drone. Operator drone harus selalu memeriksa spesifikasi pabrikan dan mengikuti regulasi penerbangan yang berlaku di masing-masing negara. Dengan penerapan langkah-langkah mitigasi yang tepat, risiko akibat suhu ekstrem dapat diminimalkan, sehingga operasi drone tetap berjalan dengan efisien dan aman.

Sumber : JSP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *